Apa kabar sahabat-sahabatku semua?
Semoga di hari yang berbahagia ini kita termasuk hamba Alloh SWT yang mendapatkan kemenangan sejati setelah sebulan penuh kita ditempa lahir – batinnya dalam ibadah puasa yang mengokohkan iman.
Tidak lupa dan tiada henti saya mengajak Anda semua untuk segera mendapatkan buku saya yang sedang beredar di toko buku Gramedia berikut ini:
Biasanya buku tersebut didisplay di rak buku kategori “Dunia & Akhirat”. Namun jika Anda bingung setelah mondar-mandir mencarinya tidak ketemu, lebih baik tanyakan langsung kepada staf atau karyawan Gramedia yang pasti akan siap sedia membantu Anda. đ
***
Setelah bulan suci Ramadhan tahun ini berlalu pergi tentu ada kesedihan di hati. Ingin rasanya setiap bulan adalah Ramadhan. Ingin rasanya ibadah kita selalu semangat seperti semangatnya ibadah di bulan Ramadhan. Dan ingin rasanya kita berjumpa dengan Ramadhan tahun depan. Meski kita tidak pernah tahu kapan saatnya kita harus pergi dari dunia ini, marilah kita selalu berdoa memohon kepada Alloh SWT semoga kita diberi umur panjang hingga berjumpa dengan Ramadhan di tahun-tahun berikutnya.
Kini, tibalah kita di hari yang fitri. Di hari seluruh umat Islam di segala penjuru dunia merayakan kemenangan. Bukan kemenangan Portugal versus Prancis di final Piala Eropa, tetapi kemenangan tiap diri kaum Muslim melawan nafsu pribadinya masing-masing melalui tempaan ibadah puasa yang bertujuan membentuk insan yang taqwa.
Di hari bahagia Idul Fitri ini bukanlah baju baru, celana baru, kaos oblong baru, sendal baru, atau gadget baru yang harus kita pentingkan. Namun, mari kita sempurnakan ibadah puasa Ramadhan yang telah susah payah kita tunaikan dengan saling meminta maaf dan saling memaafkan. Karena, selama ini pasti kita pernah–bahkan sering–berbuat kesalahan kepada orang-orang di sekitar kita: pasangan, orang tua, saudara, tetangga, teman, dan lain-lain.
Mungkin pernah kita belanja ke warung, eh.. penjualnya judes. Kita dongkol bukan kepalang dalam hati, hingga tidak pernah saling menyapa. Parahnya, yang punya warung itu adalah tetangga depan rumah.
Mungkin pernah kita melakukan jual-beli sesuatu, eh.. si penjual ingkar janji tentang suatu hal yang telah disepakati bersama.
Mungkin ada tetangga kita yang selalu menghina atau meremehkan kreasi kita dalam mempercantik rumah.
Mungkin ada teman, saudara, atau rekan bisnis yang menipu kita mentah-mentah, atau membawa kabur hasil kerja keras kita.
Komentar Sahabat